KUMPULAN CERPEN
BESERTA UNSUR INSTRINSIK
DISUSUN OLEH :
NAMA : HELDYA NOYULISTIANI
KELAS : IX-C
SMP NEGERI 1 MANTUP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan
kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Kliping yang berjudul “Cerpen dan unsur intrinsik”.
Penulisan Kliping ini
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Mantup.
Dalam Penulisan Kliping ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Kliping ini.
Dalam Penulisan Kliping ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Kliping ini.
Dalam penulisan Kliping ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan Tugas ini, khususnya kepada Bu Hepi yang
telah membimbing kami dan rekan-rekan yang telah memberi motivasi kepada kami.
Akhirnya penulis berharap semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.
Mantup, September
2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Cerpen merupakan suatu bentuk prosa
naratif fiktif.Cerita yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya di
bandingkan karya fiksi yang lebih panjang.
1.2
Tujuan
Secara terperinci tujuan pembentukan
kliping cerpen ini adalah sebagai berikut:
A. Agar siswa dapat mengetahui
contoh-contoh cerpen beserta unsur instrinsiknya
B. Memenuhi tugas bahasa Indonesia
Cerpen 1
SAHABAT KEHIDUPAN
Di pagi ini suasana sangat berbeda,
tak seperti pagi-pagi yang sebelumnya ku lalui dengan senyuman nama ku eka di
dalam suatu keluarga ku yang utuh yang saling mengisi kisah-kisah indah
di dalamnya. Yah, pagi ini aku baru saja kehilangan dari salah satu anggota
keluarga ku, yaitu seorang Ayah. Tepat sekitar pukul 05:00 ayah ku bernama pak
seno pagi tadi beliau telah dipanggil olah Yang Maha Kuasa. Pagi ini menjadi
pagi terakhir ku untuk menatap sesosok sahabat bagi ku yang hampir setiap saat
selalu menemani dan bisa menjadi inspirasi ku untuk menjalani kehidupan ini.
Ayahku meninggal karena sakit keras
yang sudah lama menyiksa dirinya. Tetapi sebelum ajal menjemputnya ia selalu
terlihat tersenyum di depan anak-anaknya dan keluarganya. Terlihat dari
senyumnya itu ia tidak terlihat sakit. Memang Ayah ku menjadi sosok yang hebat
bagi keluarga. Aku harus bisa mencontoh kehebatan sesosok Ayah yang tiap hari
harus memikul beban untuk menafkahi keluarganya. Yah, di sini aku menjadi
sesosok kakak bagi adik-adik ku, sebelum meninggal juga Ayah selalu berpesan
pada ku, agar aku bisa menjadi seorang yang tegar yang mampu menghadapi masalah
kehidupan yang sangat keras. Dulu Ayah pernah berpesan agar aku belajar untuk
menjadi lebih dewasa karena apabila dirinya telah tiada maka aku yang akan
menggantikan dirinya di dalam keluarga ini. Di depan jasadnya pula aku setia di
sampingnya untuk menjaga sebelum ia di pindahkan ke tempat peristirahatannya
yang terakhir. Tidak henti-hentinya aku selalu berdoa untuknya walaupun terus
saja air mata mengucur dari kedua mata ku, sambil aku selalu mengingat kenangan
indah bersamanya. Terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang di bacakan
untuk mengantarkan kepergian Ayah ku, dan juga tak berhenti-hentinya
orang-orang dan rangkaian bunga yang datang untuk memberikan rasa berduka cita
kepada keluarga ku. Di luar rumah juga sudah ramai orang-orang sedang
mempersiapkan untuk acara penguburan siang nanti. Bendera warna kuning telah
terpajang di sana-sini.
Tak luput dari itu semua kini yang
di butuhkan oleh Ayah ku bukan rangkaian bunga, bukan rasa duka cita dari orang
lain, dan juga bukan tangisan dari orang lain, tetapi yang dibutuhkan hanyalah
doa seorang anak untuknya. Doa itulah yang akan mengantarkannya di tempat yang
sangat indah di alam sana. Maka dari itu aku harus tegar dan terus berdoa
untuknya. Tiba-tiba saja adikku yang baru berusia 3 tahun datang pada ku,
mungkin dia salah satu keluarga ku yang tidak merasakan kesedihan, karena dia
belum mengerti apa-apa. Pada saat orang-orang yang lain larut dalam kesedihan,
dari tadi dia hanya sibuk dengan mainan mobil-mobilannya. Tiba-tiba saja dengan
lugunya dia bertanya pada ku. “Kak, ko di rumah banyak orang siihhh ??”
ku pun hanya diam tanpa kata-kata,
dan dia pun kembali bertanya pada ku.
“Kak, Ayah lagi tidur yahh ??”
“Kak, Ayah lagi tidur yahh ??”
“Iya itu Ayah lagi tidur”
“Kenapa ga di bangunin ajh kak, kan
lagi banyak orang di rumah”
“Jangan, mungkin Ayah lagi kecapean
kan kemaren Ayah baru ajh dari rumah sakit”
Oh iya, yaudah deh biarin Ayah tidur
ajh entar kalo Ayah udah bangun panggil aku yah kak ! aku mau mainan sama Ayah”
Begitulah yang hanya aku bisa sampaikan kepada adikku, aku tidak bisa
mengatakan yang sesungguhnya bahwa Ayah akan pergi selamanya dan tidak akan
mungkin bisa kembali lagi bersama-sama dengan kita, karena dia belum mengerti
apa-apa.
Tibalah saatnya prosesi pemakaman
yang sebelumnya jasad ayah ku telah di mandikan dan di sholatkan. Setibanya di
kuburan, di sana sudah banyak orang-orang yang menunggu. Telah di siapkan juga
kuburan berukuran 2 x 1,5 m untuk tempat peristirahatan terakhir Ayah ku. Aku
pun teringan petuah yang dulu Ayah berikan pada ku. Bahwa janganlah kita selalu
mementingkan kepentingan duniwi, karena kelak kita akan mengalami kehidupan
setelah di dunia ini yaitu kehidupan di akhirat. Sebesar apapun rumah yang kita
miliki nantinya kita akan menghuni tempat yang terbuat dari tanah berukuran 2 x
1,5 m, sebagus apapun baju yang kita kenakan di dunia, maka baju yang paling
layak di gunakan di tempat peristirahatan yang terakhir hanyalah kain kafan
berwarna putih yang membalut tubuh kita.
Ayah selalu memberikan
nasihat-nasihat yang sangat bermanfaat untukku sewaktu dia masih hidup, kini
aku yang harus menggantikannya dengan memberikan nasihat-nasihat kepada adik
ku. Aku selalu bersyukur kepada Tuhan, karena ia telah memberikan malaikat yang
begitu sempurna yang memberikan keindahan dalam hidup ku yaitu sesosok Ayah.
Terimakasih Tuhan ! Ayah, di tempat ini sebagai tempat kita terakhir bertemu
semoga apa yang dulu Ayah selalu berikan padaku sejak aku kecil selalu
bermanfaat dalam hidup ku. Kini aku yang akan menggantikan dirimu, aku akan
menjaga keluarga ini semampu ku. Aku juga akan mencoba menjadi seorang yang
tegar seperti mu, aku juga ingin menjadi yg terbaik bagimu. Kenangan-kenangan
indah yang ku lalui bersama mu akan selalu aku ingat. Kata-kata yang keluar
dari bibir mu menjadi pelajaran bagi ku. Selamat tinggal ayah aku akan selalu
mengirimkan doa untuk mu kapan pun dan di mana pun. Dalam hidup kau selalu
menjadi Sahabat Kehidupan bagi ku, walaupun raga mu sudah tiada tetapi kasih
sayang mu yang kau berikan selalu akan hidup dalam keluarga ini. Aku selalu
berharap suatu saat kita akan bertemu di suatu tempat yang sangat indah yaitu
di surga.
THE END
THE END
Download File Doc
No comments:
Post a Comment