KLIPING
PERISTIWA 10 NOVEMBER DI SURABAYA
Disusun oleh
:
1. Eko Fajar .P 6. Yanuar Farid
2. Abdul Rokim 7. Adi Pranoto
3. Ahmad
Syaiful Rizal 8. Samsul Huda
4. Muhammad
Bagja KS. 9. M. Fauzul Khafi
5. Yuan Novendi
Z. 10.
SMK NEGERI 1 KEMLAGI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil
menyelesaikan Kliping ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PERISTIWA 10 NOVEMBER”.
Kliping ini berisikan tentang peristiwa 10 November yang
terjadi di Surabaya. Diharapkan Kliping ini dapat memberikan referensi kepada
kita semua tentang peristiwa 10 November. Kami menyadari bahwa kliping ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan kliping ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kemlagi, Oktober 2013
Tim
Penulis,
PERISTIWA 10 NOVEMBER
Pertempuran Surabaya merupakan
peristiwa sejarah perang antara pihak
tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa
besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran
ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu
pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi
simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Kronologi
penyebab peristiwa
1.
Kedatangan Tentara Jepang ke Indonesia
Tanggal 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh
hari kemudian tanggal 8
Maret 1942, pemerintah
kolonial Belanda menyerah tanpa
syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati. Setelah
penyerahan tanpa syarat tesebut, Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang.
2.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika
Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu
terjadi pada bulan Agustus 1945. Dalam
kekosongan kekuasaan asing tersebut, Soekarno kemudian
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
3.
Kedatangan Tentara Inggris &
Belanda
Setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang
Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah
pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan
untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian
mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tentara Inggris datang ke
Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East
Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara
Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan
tentara Jepang ke negerinya. Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga
membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda
sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands
Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara
Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan
memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara
AFNEI dan pemerintahan NICA.
4.
Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan,
Surabaya
Hotel Oranye di Surabaya tahun 1911.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang
menetapkan bahwa mulai 1
September 1945 bendera
nasional Sang
Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan
pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya.
Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan
bendera di Yamato
Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman
kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl.
Tunjungan no. 65 Surabaya.
Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan
Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi
sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi
marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia,
hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan
pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.Download File Document Lengkap Disini
No comments:
Post a Comment