Sunday 31 March 2013

Makalah Perikanan


MAKALAH GEOGRAFI 
TENTANG PERIKANAN






NAMA KELOMPOK :
1. DIKA SONY .P
2. M. BASHOFI .R
3. M. PRIYAGUNG .T.A.D
4. M. ROBIN EGA




SMA/SMK/MA SE MANTUP 
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 



KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah geografi berjudul "Perikanan".
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan makalah ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Mantup,    Februari 2013
Penulis, 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Nila Gift
2.2 Habitat Ikan Nila
2.3 Perkembangbiakan
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
3.1.1 Persiapan Kolam
3.1.2 Penebaran Benih
3.1.3 Pemeliharaan
3.1.4 Pemanenan
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sumber daya alam di Indonesia cukup melimpah dan luas termasuk dalam bidang kelautan dan perikanan, namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang optimal mengakibatkan banyak penangkapan dan penjaraan secara liar. Potensi perairan di Negara kita jika di ambil terus-manerus,maka lama-kelamaan akan habis. Menanggulangi hak tersebut, sekarang lagi diupayakan pembudidayaan perairan di Negara kita pemanfaatan sumber daya perairan yang optimal sangat di perlukan.
Ikan nila bersal dari benua Afrika, namun sekarang telah tersebar dan berkembang secara alami di berbagai belahan dunia. Ikan nila dapat dipelihara di kolam, waduk keramba jaring apung, sawah, tambak, dan perairan lainnya, ikan nila dapat dibudidayakan secara monokultur atau polikultur dan terpadu dengan ternak.
Permintaan dan kebutuhan ikan dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai akibat pertambahan penduduk dan perubahan konsumi masyarakat ke arah protein hewani yang lebih sehat. Sementara itu pasokan ikan dari hasil penangkapan cenderung semakin berkurang, dengan adanya kecenderungan semakin meningkatnya gejala kelebihan tangkap dan menurunnya kualitas lingkungan, terutama wilayah perairan tempat ikan memijah, mengasuh dan membesarkan anak. Di Indonesia gejala overfishing terjadi pada hampir seluruh perairan Barat Indonesia, kecuali bagian Barat Sumatera dan Selatan Jawa.
Guna mengatasi keadaan ini, maka pengembangan budidaya perairan merupakan alternatif yang cukup memberikan harapan. Hal ini didukung oleh potensi alam Indonesia.Budidaya ikan  berpeluang besar menjadi tumpuan bagi sumber pangan hewani di masa depan,

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu membudidayakan ikan nila
Agar mahasiswa mampu menerapkan ke masyarakat
Sebagai syarat untuk mengikuti UTS




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi ikan nila Gift
        Menurut klasifikasi yang terbaru ( 1982 ) nama ilmiah ikan nila ialah oreochromis niloticus. Nama  oreochromis menurut klasifikasi yang berlaku sebelumnya di sebut tilapia. Perubahan klasifikasi tersebut dipelopori oleh Dr, Trewavas ( 1980 ) dengan membagi Genus Tilapia menjadi tiga genus berdasarkan prilaku kepedulian induk terhadap telur dan anak–anaknya. Golongan ikan ini memiliki sifat yang unit setelah memijah. Induk betina mengerami telur-telur yang telah di buahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini biasa di sebut juga dengan istilah mouth breeder ( pengeraman telur dalam mulut ).
Ide Dr. Trewaves telah di sepakati oleh ahli ikan sehingga pembagian genus itu adalah sebagai berikut ;
  Genus Oreochromis
Pada Genus Oreochromis induk ikan betina mengerami telur di dalam rongga mulut dan mengasuh sendiri anak–anaknya. Anggota genus ini adalah  Oreochromis hunteri, Oreochromis niloticus, Oreochromis mosambicus, Oreochromis aureus, dan  Oreochromis spilurus
  Genus Sarotherodon
Pada Genus Sarotherodon induk jantanlah yang mengerami telur dan mengasuh anaknya. Contohnya adalah Sarotherodon  melanotherodon dan Sarotherodon galilaeus.
  Genus Tilapia
Ikan dalam Genus Tilapia memijah dan menaruh telurnya pada suatu tempat atau benda induk jantan dan betina bersama–sama atau bergantian menjaga telur dan anak–anaknya .Contohnya Tilapia Spermanii, Tilapia rendalli, Tilapia zilli.
Klasifikasi dari ikan nila itu sendiri adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub kelas : Acanthopthrii
Ordo : Percomorphii
Sub ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Jenis : Oreochromis niloticus

Setiap species memiliki ciri–ciri khas, pada ikan  nila adalah garis vertical yang bewarna gelap di sirip ekor sebanyak enam buah. Garis vertical itu juga terdapat pada sirip punggung dan siri[ dubur. Sedangkan ikan mujair tidak mempunyai garis–garis vertical di ekor, sirip punggung dan sirip dubur ( Suyanto 1994 )

2.2 Habitat ikan nila
Seperti ikan air tawar pada umumnya, nila gift hidup di tempat–tempat yang airnya agak dangkal, ikan nila termasuk ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup. Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan di air sedikit asin. Ikan nila yang ukuran lebih kecil lebih tahan terhadap perubahan suhu di bandingkan ikan yang ukuran besar.
Keadaan suhu optimal untuk nila gift 25–30o C, pH 7-8 , oksigen terlarut 3-5 ppm.oleh karena
Oleh karna itu ikan nila lebih cocok di pelihara di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dari permukaan laut ( Suyanto 1994 ).

2.3 Perkembangbiakan
Ikan nila yang masih kecil masih belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Baru setelah berat badannya telah mencapai 50gr baru dapat di lihat perbedaan kelaminnya sedangkan ikan nila yang berumur 4–5 bulan ( 100gr–200gr ) sudah mulai kawin dan bertelur
  Ciri–ciri ikan nila jantan adalah sebagai berikut :
  Warna ikan gelap dari ikan betina. Bila tiba waktunya untuk memijah, bagian sirip berwarna merah cerah. Sifatnya mejadi lebih galak dari ikan nila jantan lainnya.
  Alat kelaminnya berupa tonjolan di belakang lubang anus. Pada tonjolan tersebut terdapat lubang untuk mengeluarkan sperma.
  Tulang rahang melebar kebelakang yang memberi kesan kokoh.

  Ciri–ciri induk ikan nila betina sebagai berikut :
  Alat kelamin berupa tonjolan di belakang lubang anus. Namun pada tonjolan itu ada dua lubang yang di depan untuk mengeluarkan telur, sedangkan lubang yang di belakang untuk mengeluarkan air seni.
  Warna tubuh lebih cerah dibandingkan dengan ikan nila jantan dan gerakannya lebih lambat,.
Ikan nila dapat memijah sepanjang tahun. Bila induk–induk ikan di pelihara dangan baik dan di beri pakan yang baik maka ikan nila dapat memijah setiap 1,5 bulan sekali. Secara alami ikan nila biasanya bisa memijah setelah turun hujan. Ikan ini dapat memijah tanpa persyaratan yang khusus, tidak perlu pengeringan kolam terlebih dahulu ( Ir Abbas siregar Djarijah 2006 )
Bila telah tiba saatnya memijah, ikan jantan  tersebut membuat sarang berbentuk cekungan di dasar kolam. Diameter cekungan antara 30–50 cm sesuai dengan besar ikan. Lalu ikan jantan menjemput ikan betina masuk kedalam cekungan tadi. Kemudian ikan betina mengeluarkan telurnya dan pada saat yang sama ikan jantan mengeluarkan spermanya. Dan pembuahan terjadi di dalam cekungan (Suyanto 1994).



BAB III
PEMBAHASAN

3.2 Pembahasan
Untuk mendapatkan ikan nila berkualitas baik, perlu di persiapkan kolam yang baik pula, sebab dangan kolam yang baik, Ikan merasa sesuai  dengan kehidupannya, sehingga akan cepat pertumbuhannya. Beberapa kegiatan yang perlu di lakukan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah sebagai berikut :

3.2.1. Persiapan Kolam
Dalam mempersiapkan kolam pembesaran kita perlu melakukan sebagai batikut
A) Pengeringan Dasar kolam
Pengeringan dasar kolam di lakukan selama 3–7 hari sampai dasar kolam menjadi retak–retak. Pengeringan ini bertujuan untuk :
Menghilangkan senyawa beracun, dan membasmi hama penyakit
Memperbaiki struktur tanah menjadi gembur sehingga dapat membuat kolam tersebut menjadi subur.

B) Perbaikan Pematang dan pengelolahan tanah dasar kolam
Perbaikan pematang apabila ada pematang yang rusak atau ada yang bocor, kemudian di lanjutkan dengan kegiatan pengolahan tanah dasar, di lakukan dengan cara membajak atau menyangkul. Kegiatan ini bertujuan untuk
Memperbaiki bagian kolam yang rusak sehingga dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Menggemburkan dasar kolam sehingga mudah membentuk Lumpur
Membenamkan bahan organic yang ada  kolam

C). Pemupukan dan pengapuran
Pemupukan dan pengapuran bertujuan untuk
Menyediakan unsur hara bagi plankton yang menjadi makanan bagi ikan.
Menyediakan tempat tumbuhnya pakan alami
Membunuh hama penyakit dan parasit ikan
Menaikan pH tanah yang ada.

Pemupukan di lakukan sesuai dengan ketentuan,. Cara pemberian pupuk kandang biasa ditebar secara merata didasar kolam dengan dosis 250 g/m2 . Sedangkan untuk pupuk TSP dengan disis 10 g/m2 dan UREA dengan dosis 15 g/m2 disebar pada dasar kolam.

D). Pengairan Kolam
Pengairan kolam ikan dilakukan setelah bagian di atas selesai. Ketinggian air yang diperlukan antara 45-75cm. setelah kolam diisi air kemudian dibiarkan selama 5-7 hari agar kolam ditumbuhi plankton . tanda–tanda

3.2.2. Penebaran benih
Benih ikan nila di tebar setelah kondisi kolam benar-benar telah memenuhi syarat. Penebaran ikan di lakukan pada pagi atau sore hari di waktu suhu rendah sehingga ikan  tidak terjadi stres Benih ikan dapat di tebar di kolam jika komdisi kolam telah memenuhi syarat sebagai berikut :kedalaman air dapat di pertahankan 60–75cm. Air sudah di tumbuhi plankton atau makan alami kualitas airnya baik dengan kriteria kandungan oksigen terlarut minimal 4 ppm, pH air 6–8, suhu air 23–30cm. penebaran ikan di lakukan dengan cara Aklimatisasi  yaitu Penyesuaian suhu air pada wadah benih dengan suhu kolam. Aklimatisasi  dilakukan selama 15–30 menit sampai suhu air pada wadah benih sama dengan suhu di kolam. Pelepasan benih di lakukan dengan cara memiringkan wadah benih hingga benih keluar sendiri dari wadahnya.
3.3.3. Pemeliharaan
Pemberian pakan
Pada prinsipnya pemberian pakan memiliki dua tujuan yaitu sebagai makanan tambahan dan sebagai makan utama,.Sebagai makanan tambahan, pakan atau pellet hanya sebagai pelengkap dari makanan alami yang ada di kolam umumnya cara ini dilaksanakan  pada budidaya ikan pada taraf semi intensif. Lain halnya jika pakan betul–betul menjadi andalan utama yang berperan dalam menaikan produksi, sehingga dosis, mutu, waktu dan cara pemberian pakan dikelola dengan cermat dan teliti.
Jadwal penentuan pakan juga menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Sebelum memberikan pakan kita harus melihat kebiasaan makan ikan itu sendiri. Apabila ikan yang kita pelihara bersifat nocturnal, maka presentasi pakan pada malam hari harus lebih besar dari siang hari. Frekuensi pemberian pakan pada budidaya ini adalah 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari bobot pemberian pakan 3–5% dari berat total biomassanya.
Syarat untuk terpenuhinya cara pemberian pakan yang baik ialah merata, dalam arti diusahakan agar tiap individu memperoleh bagian yang sama karena diasumsikan ukuran ikan yang dibudidaya sama/seragam, paling tidak pada saat penebaran. Pemberian yang merata bisa menghindari terjadinya kompetisi dalam mendapatkan makanan dan mengendalikan sifat kanibalisme. Metode yanag digunakan pada pemberian pakan ialah dengan menebar secara merata pada lapisan permukaan kolam.

Pemupukan susulan
Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan takaran 250g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5g/m2 dan 1,25g/m2 selama masa pemeliharaan.
3.3.4.Pemanenan
Hal–hal yang berkaitan dengan pemanenan yang perlu di perhatikan agar tidak mengalami kegagalan  dapat di hindari seminim mungkin, maka harus di perhatikan cara panen, waktu panen, dan metodenya harus tepat.

Pemilihan macam alat yang di gunakan harus di sesuaikan, karena menggunakan alat tergantung dari ukuran ikan yang akan di panen, jumlah ikan yang di panen, jumlah tenaga yang tersedia, metode yang digunakan harus efisien dan efektif. Jenis alat yang di gunakan Dalam kegiatan pemanenan ikan adalah Hapa, seser, dll. 




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan 
Berdasarkan hasil yang kami dapatkan maka kami simpulkan :
1) Pembesaran ikan nila di pengaruhi oleh suhu , karena semakin tinggi suhu  semakin cepat proses pencernaan  dan semakin banyak ikan makan  maka akan semakin cepat pertumbuhannya,begitu sebaliknya semakin rendah suhu maka napsu makan ikan semakin menurun.
2) Dalam melakukan pembesaran ikan maka dasar kolam harus diolah terlebih dahulu sebelum melakukan penebaran benih ikan.
3) Penebaran benih ikan, jika menebar benih ikan sebaiknya terlebih dahulu di lakukun aklimatisasi.

4.2 Saran
Di dalam usaha kegiatan pembesaran ikan hal–hal yang perlu diperhatikan adalah 
1) Dalam melakukan pembesaran sebaiknya kualitas air harus setiap hari di lakukan pengontrolan.
2) Jenis ikan yang di pelihara harus sesuai dengan lingkungan sekitar agar berkembang dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Suyanto. H. 1998. Budidaya ikan di pekarangan. Penerbit swadaya. Jakarta.
Zulkifli jangkaru. 1994. Pembesaran ikan air tawar. Penebar swadaya 2004. Jakarta.
Ir abbas siregar djarijah. 2002. Budidaya ikan nila Gift.Kanisius. Yogjakarta